27 April 2016

Sinematografi


Sinematografi ( dari bahasa yunani:kinema"gerakan"dan graphein "merekam") adalah ilmu terapan yang mempelajari tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang memiliki kemampuan menyampaikan ide dan cerita .

Pengertian 
Seorang sinematografer adalah orang yang bertanggung jawab semua aspek visual dalam pembuatan sebuah film.Mencakup interpretasi visual pada skenario,pemilihan jenis kamera,jenis bahan baku yang akan dipakai ,pemilihan lensa, pemilihan jenis filter yang akan dipakai didepan lensa atau didepan lampu,pemilihan lampu dan jenis lampu yang sesuai dengan konsep sutradara dan cerita dalam  sekenario. Seorang sinematografer juga memutuskan gerak kamera, membuat konsep Visual, membuat floorplan untuk ke efisienan pengambilan gambar artinya seorang sinematografer adalah orang bertanggung jawab baik secara teknis maupun tidak teknis disemua aspek visual dalam film.

Sinematografer adalah juga kepala bagian departemen kamera, departemen pencahayaan dan grip departmen untuk itulah seorang sinematografer sering juga disebut  Director of Photography atau disingkat menjadi DoP.

Pada dunia perfilman ,seorang sinematografer atau DoP akan dibantu oleh sebuah tim yang bentuknya mulai dari:

  • 1st Camera Assistant yang betugas mendampingi  dan membantu semua kebutuhan shooting mulai dari pengecekan alat-alat hingga mempersiapkan sebuah shot.
  • Focus Puller yang bertugas membantu sinematografer dalam memutar focus ring pada lensa sehingga subjek yang diikuti kamera bisa terus dalam area fokus.
  • Camera boy istilah ini sering digunakan pada industri film di Hollywood, adalah seorang asisten kamera yang bertugas membawa kamera atau mempersiapkan kamera muali dari tripods hingga memasan kamera pada tripods tersebut .
  • Grip bertugas memastikan letak kamera seperti yang diinginkan DoP baik secara level atau tinggi rendahnya.
  • Gaffer istilah untuk seseorang bertanggung jawab atau kepala departemen pencahayaan . Bersama DoP, gaffer akan berdiskusi tentang warna ,jenis cahaya dan gaya tata cahaya DoP tersebut.
  • Lightingman orang-orang dalam departemen pencahayaan yang bekerja menata lampu sesuai dengan perintah Gaffer dan kemauan DoP. 
karena film adalah sebuah kerja tim maka sangatlah penting untuk sinematografer atau DoP untuk memiliki sebuah tim yang bisa bekerja tim denganya .
Pada masa sekarang kamera secara garis besar terbagi dalam tiga jenis dilihat dari penggunaan bahan baku :

  1. Motion Picture Camera atau kamera dengan bahan baku seluloid baik 35 mm/16mm. Contoh kamera: Arriflex 435 Xtreme – 35 mm camera
  2. Video Camera atau kamera dengan bahan baku video tape. Contoh kamera: Sony HDV Video Camcorder
  3. Digital camera atau kamera dengan bahan baku digital/tapeless. Biasanya menggunakan CF card atau SD card bisa juga dengan cakram seperti DVD. Contoh kamera: Sony EX3 – Digital Camcorder
 Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
  1. Bird Eye View
    Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
  2. High Angle
    Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
  3. Low Angle
    Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
  4. Eye Level
    Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
  5. Frog Eye
    Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
  1. Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
  2. Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
  3. Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
  4. Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
  5. Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
  6. Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
  7. Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
  8. Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
  9. Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
  10. Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
  11. One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
  12. Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
  13. Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
  14. Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
  • Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
  • Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
  • Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.
  • Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
  • Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
  • Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
  • Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
  • Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.
Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.
  • Objek bergerak sejajar dengan kamera.
  • Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
  • Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
  • Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
  • Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
  • Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
  • Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
  • Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
  • Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
  • The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
  • Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
  • Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
  • Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
  • Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
  • Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
  • Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.

Read more: http://desxripsi.blogspot.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Sinematografi

0 komentar:

Posting Komentar